Let’s Talk About BBS

Awalnya, saya pikir setelah melahirkan itu hanya ada perasaan super bahagia. Karena itu semua yang saya lihat dari para ibu2 baru pasca melahirkan yang pernah saya jenguk.

Hingga akhirnya saya sendiri yang mengalami proses hamil hingga melahirkan anak pertama di Australia. Apa yang saya alami di minggu awal pasca kelahiran bukan hanya bahagia tapi tangisan tanpa sebab, kecemasan, dan perasaan yang tidak menentu yang ternyata ketika saya ceritakan dengan sahabat2 saya, saya mengalami baby blues syndrome (BBS). Tidak lama, mungkin 2 minggu awal. Tapi, saya tidak pernah tau apa itu bbs. Pernah baca, tapi ya hanya sepintas.

2 minggu pasca persalinan, saya harus konsul ke family center untuk dicek kondisi fisik bayi dan kondisi fisik psikis ibu. Iya, disana dari masa kehamilan hingga kelahiran kondisi psikis calon ibu benar2 ditanyakan. Ya karena mereka tahu benar pilihan untuk punya anak itu berat dan mental health itu penting bagi ibu.

Di negara tercinta ini, yang saya rasakan dan alami, baby blues semacam hal tabu untuk diungkapkan. Kebanyakan hanya disimpan atau diungkapkan kepada pasangan saja. Iya, karna nyinyirnya banyak orang yang mencap ‘manja’. Memang salah ya kalau tiba2 menangis atau marah2? Bukan karena ingin, tapi karna pengaruh hormonal dan emosional.

Jawaban dari gejala ini sederhana. Perhatian suami. Ya, ibu baru tidak perlu dihadiahi emas permata berlian. Hanya perlu ditanya, apakah baik2 saja?
Hanya perlu disediakan bahu untuk bersandar dan telinga yang siap menampung semua keluh kesah dan kecemasan yang kalau dipikir secara logika terlalu berlebihan. Wajar, kehadiran anak sama dengan kewajiban dan beban baru yang ingin ibu share dengan suami. Ya, hanya perlu perhatian agar tidak pernah merasa sendiri.

Baby blues yang tidak bisa dikendalikan dengan baik bisa lanjut ke tahap post partum deppression. Yang mana penangannya akan jauh lebih sulit.Dan lagi, baby blues syndrome tidak hanya berlaku untuk pasca kelahiran anak pertama. Pernah dengar berita seorang ibu di mall melempar anak bayi ketiganya lalu lanjut lompat? Walau saya tidak tahu persis sebabnya, saya menduga ada ketidaksehatan mental dibalik ‘sikap seperti baik2 saja’ sang ibu. Wallahualam.

Jadi, ga ada yang salah dari memperhatikan ibu pasca melahirkan. Memijit punggungnya yang sudah 9 bulan mengandung lanjut menopang sang bayi bergadang pagi siang malam. Please, jangan membebani atau menekan ibu karena kebelummampuannya memberi asi, debat cara berpakaian anak bayi, debat cara memandikan bayi, dll. Please, just don’t.

Bukankah keluarga yang bahagia berawal dari ibu yang bahagia?

Bukan ingin menggurui, just do me a favor. Para suami, calon bapak, would you please kindly treat your lady with more portion of sincere and love to accompany her get through the days after labour? Thank you.

And for new moms.. you are not alone 🙂

-dedicated to all mom and dad gonna be-

ps: Thank you, my dearest best friend, to have your phone online and to have your time keep accompanying me get through this after labor moment.

Response to “Let’s Talk About BBS”

  1. landutz Avatar

    -buka call center 24/7 terutama untuk dibagi foto2 lucu ara yang entah kenapa belom dishare juga sampe sekarang-,haha
    mangats, mpriso..winter spring summer or fall, all you have to do is call, and i’ll be theeeree, u’ve got a friend.
    *nyanyi ini sambil jalan berangkulan ke kantin arsi :* :* 😦

Leave a reply to landutz Cancel reply